Bismillaahirrahmanirrahiim
Manusia
setinggi lutut. Begitulah orang-orang memanggilnya. Karena pada kenyataannya,
ia memang hanya seperti itu. Ia memiliki anggota badan yang normal. Hidung satu
dan punya lubang dua dan menghadap ke bawah tentunya. Tapi ada satu hal yang
membuat tidak puas. Tingginya hanya SETINGGI LUTUT MANUSIA DEWASA. Alangkah tidak PD nya ia ketika berdampingan dengan teman-temannya. Padahal, ia ingin banget jadi pramugara, kiper sepakbola, atau presiden Indonesia. Maka dengan
hati yang tidak puas ia berjalan-jalan mencari pencerahan. Ia membayangkan
seandainya ia punya badan kekar, tinggi mekar bisa terbang...
Hingga
tibalah ia di sebuah padang rumput. Ia lihat sekawanan kerbau sedang asyik
merumput. Ia lihat badan mereka besar, dan kekar. “Wah iya!” Ia pun segera
bertanya kepada PAK KERBAU, “mengapa kau bisa besar dan kekar?” Pak kerbau pun
menjawab, “Aku tak tahu secara pasti. Yang jelas, setiap hari aku selalu makan
rumput banyak-banyak”..Yes, terima kasih atas “ramuan ajaib” yang diberikan
(dalam hati Manusia Setinggi lutut berbicara dengan semangat).
Segera
ia mengumpulkan rumput-rumput yang paling segar. Dengan penuh semangat, ia
pulang membawa segepok rumput dan harapan: menjadi kuat dan BESAR!
Beberapa
hari kemudian, setelah ia rutin makan rumput segar 3 kali sehari.. tubuhnya
tetap sama. Tingginya tak jauh beda. Hanya saja... perutnya melilit luar
biasa..! ternyata, “ramuan ajaib” Pak Kerbau sama sekali tak cocok untuknya!
Dia pun kembali berkeliling mencari jawaban. Bagaimana bikin badan jadi
tinggi semampai?
Di rimbunan pohon yang meninggi. Ia melihat kawanan Jerapah sedang asyik
meliukan leher sambil makan dedaunan di atas sana. Olala! Segera ia mendekatkan
diri. Lalu menanyakan rahasia agar bisa menjulang tinggi.
Omm,omm
Jerapah (panggilnya), “Kenapa badannya bisa tinggi?”, jawab Omm Jerapah, “Apa
ya? Dari lahir hingga sekarang, aku terus berkembang menjadi tinggi. Makananku,
dedaunan pohon seperti ini. “begitu ujar Omm Jerapah. Wah, bisa dicoba! Tak
tunggu lama, ia mencoba “resep” baru yang ditemukan. Hasilnya?
Seminggu
kemudian, setelah tiap hari ia menahan pahitnya rasa dedaunan yang ditelan,
akhirnya keinginannya belum terpenuhi. Badannya tetap mungil, kecil. Ternyata
masih nihil!
Meski
belum sukses, ia tak patah asa. Tekadnya tetap membara! Ia terus mencari
“ramuan ajaib” yang tepat untuknya. Ia coba cara Kuda Nil mandi lumur tengah
hari, cara kelinci sedia wortel sebelum lapar, cara elang yang malah bikin
kakinya kesleo, (karena berusaha loncat dari ketinggian). Setelah lama mencoba,
mencoba, dan mencoba. Mulailah semangatnya mengendor.
Dan
di sanalah ia terduduk sendirian di bawah pohon yang rindang, meratapi nasibnya
yang memprihatinkan..Kacian dech luh..(hahaha: tawa penulis)
Saat
ia masih tenggelam dalam kesedihan yang mendalam, teringatlah ia keberadaan
Kakek bijaksana. Kakek itu dianggap oleh para makhluk yang hidup di situ
sebagai seseorang yang sangat arif dan sering dimintai pendapat bila para
penghuni daerah itu menghadapi persoalan-persoalan yang pelik.
Sampailah
ia ke tempat sang kakek bijaksana. Ia pun mengutarakan kegalauan di dalam
hatinya (wawa..wiwiwiwi.wuwuwuw..wowoowo..weewewewe) Setelah mendengar semua
penuturannya. Kakek bijaksana tersenyum lembut. Lalu kakek itu berkata,
“Cucuku, setiap makhluk punya keunikannya sediri-sendiri. Mereka punya
kelebihan, juga kekurangan masing-masing. Sang kakek berhenti, menarik nafas
sejenak. Kemudian ia melanjutkan, “nanti, carilah pohon tertinggi yang ada di
daerah sini. Naiklah ke puncak pohon itu. Cucuku, engkau akan melihat
pemandangan indah yang tidak semua makhluk bisa menyaksikannya.” Sang kakek
diam lagi. Matanya sejuk menatap Manusia Setengah Lutut yang mendengarkan
nasehat dengan takzimnya. “syukurilah setiap anugerah Allah untukmu, maka
engkau akan menemukan berbagai keajaiban yang Allah titipkan padamu.”
0 komentar:
Posting Komentar